Hairil Sebut Santa Tak Mengerti Blue Print Pemerintahan Sutinah

Ketua Karang Taruna Kabupaten Mamuju, Hairil Amri. (Do.ist)

ANALYSIS.CO.ID, Mamuju – Proyek Balaikota di soalkan Santa selaku mantan anggota DPRD kabupaten Mamuju, periode 2019-2024 yang saat ini juga tergabung dalam Tim Pemenangan Ado-Damris di Pilkada Mamuju 2024.

Menurut Santa, proyek Balaikota adalah bentuk ketidakjelasan orientasi pemerintah kabupaten Mamuju di masa Sutinah.

Melalui itu, sontak dibantah juru bicara Perspektif, Hairil Amri yang juga sebagai Kordinator umum relawan Laskar Muda Zulfikar (LMZ) ini. Minggu (13/10/2024).

Hairil menjelaskan, bahwa COVID-19 dan Gempa harusnya bukan alasan kemandekan penanganan infrastruktur di Mamuju.

“Siapa bilang COVID 19 tidak menghambat kerja-kerja pemerintah, konsekuensi COVID 19 adalah refocusing anggaran kok. Ini jelas mempersempit ruang Fiskal kita yang memang pada dasarnya kecil,” jelas Hairil.

Hairil yang juga ketua Karang Taruna Mamuju ini menambahkan, pemerintah sedang beradaptasi dengan konsekuensi covid, ditambah lagi dengan guncangan gempa bumi, hal ini mengharuskan Sutinah mencetuskan suatu pilihan yang progressive.

“Semua orang tau APBD Mamuju sangat terbatas, oleh karena itu Ibu Tina memilih pemenuhan pelayanan dasar, utamanya sektor pendidikan dan kesehatan. Ini memang tidak populis di banding perbaikan jalan, tapi ini pilihan matang karena berkaitan dengan kebutuhan dasar warga,” tambahnya.

Namun begitu, pria yang akrab disa Idit ini menampik arti penting rehabilitasi infrastruktur. Pemerintah Mamuju juga merealisasi beberapa perbaikan jalan, ini dibuktikan dengan alokasi anggaran APBD Mamuju selama tiga tahun setengah Sutinah memimpin.

“Kerja pemerintah itu harus pararel, kan. Tapi tetap ada skala prioritas. Jadi bukan berarti ibu Tina sama sekali tidak membenahi infrastruktur,” katanya.

“Kita bisa lihat sendiri perbaikan jalan pada TA 2022 di tiga titik Kecamatan Papalang, juga di jalan Soekarno-Hatta, jalan di lingkungan Tahayahaya-Mollo. Belum lagi rehab Jalan di kurungan bassi. Masih banyak contoh lain lah,” sambungnya.

Soal proyek Balaikota, dia menyebut, ini justru program strategis Sutinah di sektor infrastruktur. Publik juga tahu bahwa pasca gempa tidak sedikit kantor pemerintah menjadi tidak layak pakai.

“Oleh karena itu, daripada merehab satu-persatu kantor OPD, mending sekalian saja dibuatkan grand design yang juga berorientasi penataan kota sekaligus persiapan menuju Kota Madya. Dari sini ibu Tina hebat, sekali mendayung dua tiga pulau dilampauinya,” sebutnya.

Selanjutnya, ia menuturkan, Sutinah menunjukkan optimismenya bahwa Mamuju akan segera jadi Kota Madya di periode keduanya.

“Ini juga berarti sikap optimis serta keseriusan dari Ibu Tina untuk menjadikan Mamuju sebagai Kota Madya, dan saya kira itu harapan umum masyarakat kita.” tuturnya.

Dengan begitu, ia menilai narasi Santa tidak objektif. Kalau Santa mempertanyakan proyek Balaikota, publik juga harus mempertanyakan kinerjanya saat di DPRD.

“Sebagai mantan Anggota Dewan, harusnya ia lebih mengerti. Paling tidak, kalau tak disepakati kenapa program yang disoalnya belakangan ini bisa lolos,” tanya Hairil.

Hairil pun yakin penjelasan tehnis mengenai proyek Balaikota dijelaskan di hadapan dewan daerah saat awal direncanakan.

“Makanya saya mau pertanyakan peran dia waktu ber DPR, karena saya yakin penjelasan tehnis disuguhkan di hadapan DPRD,” ucapnya.

Sampai di situ, Hairil Amri mengajak semua element untuk tetap objektif dalam Pilkada 2024 ini.

“Ayolah kita objektif dalam membangun narasi, jangan karena rivalitas pilkada kita menjadi tampak irasional,” tandasnya. (*)

Nur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup