Alasan BI Sebut Ekonomi Sulbar Minta Dorongan Perikanan dan Perdagangan

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulbar, Eka Putra Budi Nugroho saat melakukan Konferensi pers di Mamuju.

ANALYSIS.ID, Mamuju – Perekonomian Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mencatatkan kinerja impresif pada kuartal ketiga tahun ini.

Hal itu disampaikan langsung Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulbar, Eka Putra Budi Nugroho saat menggelar SIPAKADA Media dengan mengangkat tema “Sinergi dan kolaborasi dengan Media dalam rangka desiminasi perekonomian terkini” di salah satu Cafe di jalan Kurungan Bassi, Mamuju, Senin (24/11/2025).

Eka mengungkapkan pertumbuhan ekonomi daerah itu berada di level 5,8 persen (Year-on-Year), menempatkan Sulbar dalam jajaran lima besar pertumbuhan ekonomi tertinggi secara nasional.

Ia menyebut capaian ini sebagai “angin segar” bagi daerah di bawah kepemimpinan Gubernur SDK.

“Kami memiliki pertumbuhan ekonomi secara YOY sekitar 5,8 persen, merupakan lima besar untuk nasional,” sebutnya.

Meski demikian, pihaknya menggarisbawahi sektor yang paling dominan dalam mendongkrak kinerja positifini. Hampir separuh (sekitar 47-48 persen) dari total pertumbuhan ekonomi Sulbar didominasi oleh sektor perkebunan dan industri pengolahan yang merupakan turunan dari produk kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO).

“Sektor perkebunan dengan industri pengolahan sekitar 11-12% dari total sektor, Ini tentu menjadi salah satu **motor utama perekonomian Sulbar ke depan, bagaimana upaya kita untuk melakukan penguatan, khususnya melalui hilirisasi dari produk-produk perkebunan ini,” jelasnya.

Di tengah kabar baik pertumbuhan ekonomi, ia tak menampik adanya tantangan di sektor pembiayaan, khususnya pada penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). dia mengakui bahwa secara umum, penyaluran KUR di Sulbar maupun nasional mengalami perlambatan.

“Memang secara umum penyaluran kredit KUR di Sulawesi Barat maupun nasional pada umumnya itu mengalami perlambatan,” katanya.

Menurutnya, perlambatan ini disebabkan oleh beberapa faktor yang perlu ditingkatkan, dan BI berkomitmen bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Lebih lanjut, Ia menegaskan bahwa menggerakkan KUR adalah tantangan terbesar ke depan.

“KUR ini sebagai salah satu tools kebijakan untuk mendorong perekonomian rakyat, mendorong perekonomian yang bersifat spasial dan memiliki karakteristik tertentu untuk lokal kedaerahan masing-masing,” tegasnya.

Terkait data kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) terkini, ia membeberkan datanya masih dalam perhitungan.

“Saat ini sedang dalam perhitungan kami untuk data terkini karena memang memiliki lag time kurang lebih sekitar dua bulan,” imbuhnya.

Lebih jauh ia menambahkan, dalam rangka mengantisipasi dampak efisiensi anggaran yang sudah dimulai sejak tahun ini, Sulbar perlu menggalakkan potensi sektor lain.

Selain pertanian/perkebunan dan industri pengolahan, Perdagangan dan Perikanan jadi alternatif sebagai dua sektor dengan potensi besar.

Sektor Perdagangan, berkaitan erat dengan transaksi retail dan wholesale yang dapat menjadi pendorong utama ekonomi lokal.

Sementara sektor Perikanan, dengan garis pantai Sulbar yang relatif panjang, sektor ini dapat menjadi ujung tombak perekonomian di masa mendatang, terutama di kawasan timur Indonesia.

“Saya rasa ketika ini akan dinaikkan dan ditingkatkan efektivitasnya, produktivitasnya, maka pertumbuhan perekonomian Sulawesi Barat kita optimis masih bisa tetap terjaga,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup