Dinkes Parepare Ingatkan Waspada ISPA di Musim Pancaroba

Ilustrasi batuk. Batuk adalah salah satu gejala ISPA. ISPA adalah memengaruhi saluran pernapasan atas yang meliputi hidung, tenggorokan, faring, laring, dan bronkus.(Shutterstock/wutzkohphoto)

Analysis.id, Parepare – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengimbau ke masyarakat untuk mewaspadai inspeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di musim pancaroba.

Pasalnya, Dinkes Parepare mencatat dalam sistem pengawasan kewaspadaan dan respons mencatat ada peningkatan 718 kasus pada minggu ke-42 tahun 2025.

Diketahui, wilayah Kota Parepare mulai diguyur hujan dan membuat peralihan suhu cuaca dari panas ke dingin atau pancaroba.

Sejak awal Oktober hujan mulai turun di seluruh wilayah Kota Parepare yang sebelumnya mengalami suhu udara panas yang ekstrem mulai pagi hingga sore.

Hal ini membuat perbedaan suhu dari panas menjadi dingin ketika hujan turun.

“Belum terjadi peningkatan signifikan. Kalau melihat data sekarang ketika dibandingkan dengan musim penularan dengan musim yang sedang terjadi sekarang,” kata Kabid Kesmas, Kesling, dan P2P Dinkes Parepare, Edy Kusuma Suhardi ke analysis.id, Rabu (22/10/2025).

Penyebab ISPA itu seperti musim pancaroba, menurunnya kualitas udara, tingginya polusi, atau pembakaran hutan.

Namun, kata Edy, yang terjadi di Parepare pada umumnya di karenakan masalah perubahan iklim.

“Penyebabnya itu seperti misalnya perubahan musim. Seperti saat ini adanya pancaroba di awal bulan Oktober atau bisa disebabkan oleh kualitas udara yang menurun, tingginya angka polusi, atau pembakaran hutan,” jelasnya.

“Sebenarnya kalau untuk ISPA tadi tentang masalah perubahan iklim. Karena melihat data per minggu ke-42 itu ada di 718 kasus. Ketika dibandingkan dengan minggu 41 kemarin, itu sekitar 677 kasus,” tambahnya.

Sebagai langkah pencegahan, Dinkes Parepare mengimbau masyarakat untuk sering menggunakan masker di tempat umum atau daerah yang berpotensi tinggi cemarannya.

Dia juga menekankan pentingnya menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terinfeksi penyakit akibat perubahan cuaca yang ekstrem.

“Misalnya di tempat-tempat yang banyak debu di luar. Diupayakan menggunakan masker, sesering mungkin melakukan cuci tangan dengan sabun pada air mengalir sebelum makan atau setelah bepergian,” ujarnya.

Edy juga berpesan agar ke pekerja diharapkan menghindari kontak dengan orang yang sedang batuk atau bersih, atau influenza.

“Hal paling mendasar untuk ISPA ini diakibatkan droplet. Maka pada saat batuk atau bersin diharapkan melakukan etika batuk dengan menutup mulut dan hidung saat batuk,” katanya.

Selain itu, Dia juga menekankan pentingnya menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terinfeksi penyakit akibat perubahan cuaca yang ekstrem.

“Upayakan jaga kebugaran tubuh dengan mengonsumsi makanan yang bergizi, kemudian istirahat yang cukup atau paling tidak dengan menjaga cairan tubuh dengan meminum air putih,” katanya.

“Kalau anjuran kesehatannya sih, kurang lebih sekitar 18 liter per hari dan juga konsumsi vitamin untuk menjaga imunitas,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup